DESA WISATA TANJUNG

Desa Wisata Tanjung merupakan salah satu yang mengawali adaya Desa wisata di kabupaten Sleman. Disyahkan oleh Kepala Desa saat itu dengan SK kepalaDesa. Dalam kategori desa wisata yang dikeluarkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Desa Wisata Tanjung termasuk dalam Desa Wisata Budaya. Sejak berdiri tanggal 1 Juli 2001, Desa Wisata Tanjung telah berkembang baik, pengelolaan kawasan wisata tersebut 100% di lakukan oleh warga. 

Selain memiliki potensi wisata alam pedesaan, Desa Tanjung juga menawarkan wisata kesenian tradisional, budaya, dan kerajinan atau home industri. Satu lagi yang merupakan ciri khas Desa Tunjung adalah adanya rumah Joglo bersejarah yang diberi nama Joglo Tanjung. Konon rumah Joglo yang kini berumur lebih dari 200 tahun ini dulunya milik lurah desa setempat.

Joglo Tanjung mengalami 3 kali renovasi. Meski lantai tanah rumah Joglo kini telah direnovasi menjadi lantai keramik, namun secara keseluruhan bagian dan ornament-ornament kuno yang ada masih terjaga dengan baik. Beberapa bagian rumah Joglo antara lain pendopo, pringgitan, ndalem longkangan, pawon, dan garasi kereta dan kandang kuda yang saat ini berubah menjadi tempat penyimpanan gamelan.

Desa Tanjung memiliki areal persawahan yang cukup luas yang juga menjadi potensi wisata desa ini. Pengunjung dapat belajar dan turun langsung ke sawah untuk belajar bagaimana mengolah tanah, menanam, memanen, sampai hasil panen tersebut tersaji di meja makan.

Potensi kesenian di Desa Tanjung diantaranya Jathilan, Sholawatan, Karawitan, Tari Angguk Putri, dan Tari Klasik. Untuk potensi kerajinan atau home industry yang bisa diikuti oleh pengunjung antara lain pembuatan mainan anak, proses memasak makanan tradisional, dan pembuatan batik. Sedangkan untuk upacara adat yang biasa diselenggerakan di desa antara lain Mantenan, Sunatan, Kenduri, dan Wiwid.

Akses menuju Desa Tanjung sangat mudah. Pengunjung bisa ambil rute Monjali ke utara. Sampai di KM 11, ambil kiri atau ke arah Jalan Magelang, sekitar 950 meter akan menemukan Desa Tanjung.

EMBUNG JETIS SURUH

Pemerintah Desa (Pemdes) Dohonarjo Kecamatan Ngaglik Sleman mengembangkan pariwisata yang ramah difabel. Tepatnya di Embung Jetis Suruh. Lokasi ini dapat sebagai alternatif pariwisata di Kabupaten Sleman.

Embung ini dibangun 2014 lalu oleh Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUP dan ESDM) Pemda DIY di atas lahan seluas 1,3 hektar. Embungnya sendiri memiliki volume tampung 24 ribu meter3.Pengelolaan embung  diserahkan kepada BUMDes. Hal yang membedakan Embung Jetis Suruh dengan embung lainnya, terkait aksesibelnya.

Penyediakan fasilitas khusus bagi penyandang disabilitas. Seperti jalan dan juga toilet umum yang bisa diakses dengan kursi roda, sehingga memudahkan untuk berjalan mengelilingi embung. Inovasi ini mendapat respon positif dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman. Embung ini diharapkan dapat memjadi wisata alternatif bagi wisatawan yang datang ke Sleman.

Embung jetis suruh memiliki pemandangan yang masih asri dan sejuk cocok untuk keluarga yang ingin sekedar bersantai menimati pemandangan embung. Embung jetis suruh juga mengadakan kegiatan sunmor setiap hari minggu pagi. Sunmor ini biasanya ramai berisi pedangang danbanyak warga yang berolahraga seperti lari pagi dan sepedaan.banyak juga warga yang menikmati keindahan embung dengan hanya berjalan mengelilingi embung.selain sunmor juga ada senam sehat dan event setiap minggunnya. Selain itu terdapat juga wisata edukasi dan bermain dengan  kelinci di embung jetis suruh.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *