Ketua Kelompok Kerja Pemberdayaan Keluarga BKKBN Propinsi DIY, Yuni Hastutiningsi menuturkan, jumlah tersebut merupakan 150 wisudawan dan 24 pendamping dari Kader BKL, yang terdiri dari 50 lansia S1 BKL Sumber Waras Kalurahan Ngunut, Kapanewon Playen, Gunungkidul, 50 lansia S1 BKL Cempaka Kalurahan Sendangtirto, Kapanewon Berbah, Sleman, dan 50 lansia S1 BKL Sabda Ayu Kalurahan Donoharjo, Kapanewon Ngaglik, Sleman.
Selanjutnya, sebanyak 100 wisudawan dan 10 pendamping kader BKL diwisuda S2, yang terdiri dari 50 lansia BKL Mawar Kalurahan Sinduharjo, Kapanewon Ngaglik, Sleman, dan 50 lansia BKL Istiqomah Kalurahan Caturharjo, Kapanewon Pandak, Bantul.
Adapun S3 terdiri dari 150 wisudawan yang berasal dari 50 lansia BKL Delima Purbayan, Kota Gede, Yogyakarta, 50 lansia BKL Mekar Indah Karangsari, Kapanewon Pengasih, Kulonprogo, dan 50 lansia BKL Ngudiwaras Sumbersari, Kapanewon Moyudan, Sleman.
“Masing-masing sekolah didampingi kader BKL 8 orang,” ungkap Yuni.
Sementara, GK Hemas melalui salah satu Tim Penggerak PKK DIY, Trisinia menyampaikan agar para lansia yang wisuda tetap semangat dan memberikan contoh yang baik.
“Lansia sehat jangan lupa senyum, jangan merasa tua, beri contoh yang baik agar menjadi karakter lansia,” ucapnya.
Salah satu narasumber, Taufik menyampaikan bahwa lansia DIY usia harapan hidupnya terpanjang mencapai 73,6 tahun.
“Lansia belajar dan berkumpul merupakan kebahagiaan tersendiri. Pesan saya, yang masih S1 harus melanjutkan S2, yang S2 melanjutkan S3 dengan seneng hati sehingga akan menjadi lansia yang mandiri dan produktif,” tuturnya.
Lebih lanjut dari jumlah penduduk Yogyakarta, sebanyak 16 persennya adalah lansia. Untuk itu, berbagai kebijakan yang bersifat pro lansia dari segi kesehatan dan sosial sangat dibutuhkan.
Sementara itu dari segi psikologi, Veny hidayati, selaku psikolog, konsultan, trainer psikologi UGM menyampaikan bahwa lansia berdaya, bahagia, sukses, mulia.
“Lansia tangguh harus bisa menajemen stres caranya dengan mengubah pola pikir, mengubah gaya hidup, mengubah perilaku, memanfaatkan dukungan sosial. Mindset itu berkaitan dengan pola piker,” tandasnya. (Endarwati)