Hidup dan mati itu rahasia Allah SWT dan kehidupan sesudah kematian itu merupakan perjalanan panjang yang tidak bertepi. Karena itu kita harus menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya karena kita tidak tahu kapan tiba waktunya dipanggil menghadap Allah SWT.

Demikian disampaikan Bapak K.H. Handoyo,SAg pengasuh Pondok Pesantren Sirojul Ummah Ngemplak Asem Umbulmartani, Ngemplak, Sleman dalam pengajian menyambut bulan suci Ramadhan dan Isra Mi’raj Sabtu, 2/3/24 di Aula Masjid Baitul Hasanah Penen.

“Orang yang melakukan perjalanan itu membutuhkan bekal. Perjalanan menuju akherat itu sangat panjang mulai dari
Yaumul Barzakh atau Alam Barzah, Yaumul Ba’ats atau Hari Kebangkitan, Yaumul Mahsyar yaitu Hari Berkumpulnya Seluruh Manusia, selanjutnya Yaumul Hisab atau Hari Perhitungan, Yaumul Mizan yaitu Hari Penimbangan, Yaumul Sirat yaitu Hari Melewati Jembatan dan Yaumul Jaza atau Hari Pembalasan”.

“Karena panjangnya perjalanan yang akan kita tempuh, maka kita membutuhkan bekal yang banyak berupa amal sholeh seperti shalat, puasa, zakat, infak, berbuat baik serta meninggalkan semua larangan Allah”.

“Di samping membutuhkan bekal, orang yang sudah meninggal juga membutuhkan kiriman. Kiriman untuk orang yang sudah meninggal itu berupa doa dan sedekah dari orang-orang yang masih hidup untuk mempermudah perjalanannya”.

” Pada sebagian masyarakat kita, menjelang bulan Ramadhan dilakukan tradisi untuk berdoa dan berdzikir bersama yang pahalanya dikirimkan kepada orang-orang yang sudah meninggal dunia yang disebut Ruwahan.

“Selain mendoakan, juga permohonan agar dosa yang pernah kita lakukan kepada yang telah meninggal juga diampuni Allah SWT”.

Bapak Handoyo yang juga merupakan Kepala KUA Ngaglik juga menjelaskan bahwa menjelang bulan Ramadhan disunahkan untuk membersihkan diri lahir dan batin, mempersiapkan diri dengan sebaik baiknya agar dapat menjalankan seluruh rangkaian ibadah Ramadhan dengan sebaik baiknya”. (Endarwati)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *