Menurut data tahun 2022, DIY memiliki angka harapan hidup tertinggi di Indonesia, mencapai usia 75,4 sampai 76 tahun .
“Hal tersebut karena orang Jogja itu nrimo”.
Demikian disampaikan Bupati Sleman Ibu Hj Kustini Sri Purnomo pada peresmian sekolah Lansia Kalimasada yang membentuk lansia yang tangguh, teguh dan kukuh pada Minggu 25/2/24 di Pendopo Kalimasada Kayunan Donoharjo Ngaglik Sleman.
Pada kesempatan tersebut Ibu Bupati juga menyampaikan rasa terima kasih nya kepada BKL Sleman yang sudah eksis.
“Level S-1 bahagia dengan diri sendiri, S-2 bahagia dengan keluarga dan S-3 bahagia dengan masyarakat dan sudah punya ketrampilan serta bisa menghasilkan. Rata-rata BKL di Sleman sudah S-3”, jelas Ibu Bupati.
“Dengan sekolah Lansia level-1 ini diharapkan diisi materi kegiatan produktif dan inovatif sehingga bisa mandiri semuanya, tidak merepotkan keluarga.
Anak-anak dan keluarga tinggal memberi motivasi”.
“Pesan saya, tetap lakukan kegiatan rutin seperti biasanya, jadikan hati selalu senang, tetap sehat, semangat dan semoga kegiatan Sekolah Lansia ini bermanfaat,” ucap Ibu Kustini sebelum membuka sekolah Lansia Kalimasada S-1 secara resmi.
Sementara itu Kepala BKKBN DIY Dra Hj Rita Andi Mariani,MPd menyampaikan bahwa sekolah lansia merupakan kegiatan strategis untuk mensupport Lansia.
“Ternyata banyak peminatnya dan ada masukan agar ada regulasi sehingga dukungan penganggaran bisa dilakukan”, jelas Bu Rita.
” Jumlah BKL DIY sebanyak 779 dengan jumlah lansia 17.494. Untuk kabupaten sleman ada 172 BKL dengan jumlah lansia 3.370. Jadi setiap BKL terdapat 29 sampai 30 lansia”.
Ibu Rita juga menjelaskan latar belakang sekolah lansia. “BKKBN memiliki 3 program yaitu pembangunan keluarga, kependudukan dan Keluarga Berencana.
Pembangunan keluarga berbentuk BKL merupakan cikal bakal sekolah lansia. Dari 172 BKL akan dipilih, yang memberikan support yang akan dibentuk Sekolah Lansia”, jelas Bu Rita.
“Pentingnya sekolah lansia, agar lansia smart yaitu sehat mandiri aktif bermanfaat melalui 7 dimensi lansia akan diberikan dalam bentuk permainan, pemahaman dan keterampilan”.
Bu Rita menambahkan bahwa beberapa hal yang menyebabkan panjang umur karena mereka bekerja dengan aktif. Kedua karena hubungan dengan Tuhan. Ketiga persoalan makanan, lansia tidak sembarangan makan, banyak makan buah dan olah raga.
“Sangat penting juga untuk selalu bahagia, selalu membersihkan hati saya agar tidak stres, dapatkan ilmu ketrampilan agar tidak jatuh di kamar mandi dan senam lidah agar tidak pikun serta banyak materi lain di Sekolah Lansia”, jelas Bu Rita lagi.
Hadir pula untuk berikan sumbangan berupa 3 buah kursi roda, direktur OHANA Ibu Nuning Suryatiningsih.SH.
Mewakili penerima Panewu Ngaglik Bapak Agung Indarto,S.Sos , M.Si menyampaikan ucapan terima kasih dan berharap bahwa bantuan akan dapat dimanfaatkan secara optimal.
Sementara itu Kepala Sekolah Lansia Kalimasada Ibu Wasingatu Zakiyah menjelaskan bahwa kegiatan yang sudah berjalan di Pendopo Kalimasada berupa Posyandu lansia setiap 1 bulan sekali dengan beragam pemeriksaan termasuk pemeriksaan gigi dan mulut bekerjasama dengan mahasiswa Kedokteran Gigi UGM. Yoga setiap hari kamis dpandu oleh instruktur profesional kerjama dengan kelas yoga Kalijaga diharapkan makin meningkatkan kesehatan lansia.
“Di samping itu ada kegiatan Pengelolaan sampah / bank sampah berkah untuk mendukung sehat lingkungan, Kelompok tani lansia bekerjasma dengan KWT yang menanam buah dan sayur sekitar pondok lansia kalimasada”.
“Ada juga tempat Pengajian Agama /TPA Lansia untuk mendukung dimensi spiritual bagi yang muslim TPA husnul khatimah dilaksanakan setiap sabtu dan ahad. Sedangkan untuk Katolik diserahkan kepada kapel, kelompok paduan suara lansia untuk menguatkan Kesehatan mental dan menyeimbangkan otak kanan dan kiri”, jelas Bu Zaki lagi.
“Ke depan rancangan kelompok UMKM lansia untuk menguatkan ketrampilan, kedayagunaan dan keberdayaan lansia sedang dijajaki bekerjasama dengan beberapa entitas bisnis yang ada di sekitar Donoharjo”. (Endarwati)