Setelah mendapatkan pelatihan batik dengan menggunakan pewarna Sintetis beberapa waktu yang lalu, Kelompok batik Dono Mukti kembali mendapatkan pelatihan batik dengan pewarna alami dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman melalui pokok pikiran anggota Dewan Perwakilan Rakyat daerah DPRD Sleman bapak Timbul Saptowo. Acara pelatihan diselenggarakan selama 7 kali pertemuan bertempat di kawasan Embung Jetis suruh Donoharjo Ngaglik Sleman dimulai pada hari Rabu tanggal 24 April 2024.

Praktek pelatihan pewarna alam kali ini diikuti oleh 20 perajin anggota kelompok batik Donomukti dengn menghadirkan instruktur Asikhah Eko Putranti dan Haryati ,praktisi batik warna alami yang sudah berpengalaman di bidangnya.

Priyo Sulaksono mewakili Kepala Dinas perindustrian dan perdagangan Kabupaten Sleman mengatakan dengan kegiatan seperti ini diharapkan bisa menambah khasanah ilmu batik berbeda dari sebelumnya sehingga peserta berani untuk berinovasi dan berkreasi serta berani melakukan diversifikasi produk batik.

“Kami berharap peserta nantinya bisa melayani pelanggan tidak saja pesanan batik dengan pewarna sintetis tetapi juga pewarna alami yang lebih ramah lingkungan” kata Priyo

Batik dengan warna alam Diharapkan mampu mengurangi penggunaan zat warna sintetis sehingga pencemaran lingkungan oleh limbah pewarnaan batik dapat berkurang selain itu pengrajin dapat menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang jauh lebih tinggi dibanding batik sintetis.

“Harga yang tinggi sangat wajar pada batik warna alam karena proses pembuatan memerlukan waktu yang panjang terutama proses pewarnaan harus dilakukan berkali-kali untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan” kata Priyo.

Asikhah Eko Putranti mengatakan pewarnaan dengan zat warna alam diperoleh dari alam baik yang berasal dari hewan, mineral maupun tumbuahan baik itu akar, kulit, kayu, daun , bunga, ataupun buahnya.

” Sebagai contoh adalah kulit kayu tingi, jolawe penghasil warna kuning atau coklat muda,, kunyit (kuning/oranye) , secang (merah muda), daun tom/indigo menghasilkan warna biru) ” kata Tanti panggilan akrabnya.

Lebih lanjut dia mengatakan banyak sekali kelebihan dari pewarnaan alami pada kain batik dibandingkan dengan sintetis di antaranya warna yang dihasilkan batik warna alam menghasilkan batik yang lebih natural, kalem, sejuk serta unik dan indah, Bahan baku pewarna bisa ditanam di sekitar kita sedangkan limbah dari pewarna batik alami lebih ramah lingkungan, tidak mencemari karena semua bahan berasal dari alam dan mudah terurai. Selain itu bisa menjadi pendorong bagi masyarakat untuk membudidayakan tanaman penghasil pewarna batik alami sehingga bisa meningkatkan penghijauan.

Banyak kelebihan dari batik warna alam namun terdapat beberapa kekurangan diantaranya adalah warna dari batik yang kurang variatif karena keterbatasan bahan baku pewarna alami.

” Pembuatan batik pewarna alam butuh waktu lama terutama proses pewarnaannya yang memerlukan proses yang rumit serta butuh waktu lama untuk pewarnaan. Bisa sampai 7 kali celup untuk 1 potong kain” ujarnya.

Selain itu kurangnya keseragaman warna pada kain batik yang diwarnai dengan pewarna alam. Ketahanan warna alam juga lebih rendah daripada warna sintetis sehingga warna lebih mudah pudar” kata Tanti .(Upik Wahyuni KIM Donoharjo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *