Manajemen yang baik dalam penyembelihan hewan qurban sangat penting untuk memastikan proses berjalan dengan aman, tertib, dan sesuai syariat Islam. Hal ini disampaikan oleh Ustadz Nurhadi Bambang Handoko dalam acara Sinau Bareng Juru Sembelih Halal yang digelar pada Minggu, 2 Juni 2025, di Aula Masjid Baitul Hasanah Penen.

Acara ini diikuti lebih dari 50 peserta yang berasal dari takmir Masjid Baitul Hasanah Penen, Masjid Hidayatullah Gondangan, dan Masjid Baitur Rohim Tegal Mulyo. Dalam pemaparannya, Ustadz Nurhadi menjelaskan bahwa manajemen penyembelihan meliputi tiga tahap utama: persiapan, pelaksanaan penyembelihan, dan pengelolaan daging qurban.

“Seorang juru sembelih tidak boleh takut, ragu, kasar, berisik, terlalu banyak bergerak, atau menakut-nakuti ternak. Sebaliknya, harus tenang, percaya diri, memperlakukan ternak dengan baik, dan memahami perilakunya,” jelas Ustadz Nurhadi.

Sebelum penyembelihan, tempat transit hewan harus dipersiapkan dengan baik, tenang, tertutup, terpisah, dan cukup luas. Hewan disarankan berpuasa selama 12 jam sebelum disembelih agar lebih tenang, namun tetap diperbolehkan minum.

Ia juga menekankan pentingnya memisahkan lokasi transit, tempat penyembelihan, dan area pengulitan (kelet). Jika tidak memungkinkan, sekat perlu dipasang agar hewan tidak melihat proses penyembelihan dan pengeletan. Untuk sapi, dapat digunakan penutup wajah yang kini tersedia secara online.

Peralatan penyembelihan juga harus diperhatikan. Pisau harus sangat tajam, ukuran minimal 30 cm untuk sapi dan 15–25 cm untuk kambing. Ustadz Nurhadi menyarankan agar pisau diuji ketajamannya dengan memotong kertas. Selain itu, juru sembelih wajib membawa pisau cadangan untuk mengantisipasi insiden seperti pisau patah atau terjatuh.

“Jangan mengasah pisau di depan hewan karena dapat membuat mereka tidak nyaman. Semua harus dipersiapkan dengan matang,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya koordinasi dan pembagian tugas. Tim penyembelihan harus dibagi menjadi beberapa kelompok: tim sembelih, tim kelet (pengulitan), tim timbang, tim pisah tulang, tim potong daging, dan tim pengemasan.

Area kerja harus dibagi dengan jelas: zona merah terdiri dari lokasi transit, penyembelihan, pengulitan dan zona biru merupakan lokasi pemotongan daging, dan pengemasan. Petugas dari zona merah dilarang masuk ke zona biru tanpa membersihkan diri terlebih dahulu. Selain itu, dilarang merokok di kedua area karena dapat memengaruhi kualitas daging.

Ketua Takmir Masjid Baitul Hasanah Penen, Bambang Ananto, selaku ketua panitia acara, menyampaikan bahwa tahun ini masjid mereka akan menyembelih 7 ekor sapi dan 16 ekor kambing dan masih bisa bertambah.

“Kami berharap kegiatan sinau bareng ini menambah wawasan dan keterampilan kami. Meskipun sudah terbiasa menyelenggarakan qurban, kami ingin terus belajar agar pelaksanaan tahun ini lebih baik dan lebih syar’i dari sebelumnya,” ungkapnya.
(Endarwati)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *