Sampah akhir akhir ini menjadi masalah serius yang dialami oleh masyarakat baik yang berada di perkotaan maupun di pedesaan. Sifatnya yang sulit dan lama untuk diurai menjadikan jumlah sampah selalu meningkat dari waktu ke waktu. Hal tersebut memerlukan penanganan khusus agar tidak terjadi pencemaran, polusi maupun kerusakan lingkungan karena sampah ,yang berakibat pada penurunan derajat kesehatan masyarakat.
“Memilah sampah organik dan anorganik adalah langkah pertama yang bisa dilakukan di lingkungan rumah tangga dan merupakan kunci keberhasilan pengelolaan sampah secara menyeluruh” kata Michael Yoga Setiawan pada acara Sosialisasi Pembuatan Ember Tumpuk untuk Lindi yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Universitas Kristen Duta Wacana dalam rangkaian kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa /Pengabdian Masyarakat (PKM PM) bertempat di padukuhan Suruh Donoharjo pada Sabtu 12 Agustus 2023.
Lebih lanjut ia memaparkan bahwa pada kenyataannya komposisi sampah didominasi oleh sampah organik, yaitu sampah yang berasal dari sisa organisme hidup misalnya limbah pasar atau limbah dapur seperti sisa sayuran, buah-buahan, nasi basi atau sisa makanan lainnya. Jenis sampah ini mudah terurai dan menyatu kembali dengan alam.
“Untuk mengolah sampah organik selain dengan pengomposan juga bisa dilakukan dengan budidaya BSF( black soldier fly) atau Lalat Tentara
Hitam. BSF Adalah sejenis lalat berwarna hitam , bentuk tubuh menyerupai tawon. Ukuran panjang tubuh lalat dewasa sekitar 16 mm dengan dominasi warna hitam.
Berbeda dengan lalat pada umumnya yang terkesan menjijikkan karena hinggap di tumpukan sampah, BSF adalah lalat bersih, tidak hinggap pada makanan dan bukan merupakan vektor penyakit sehingga tidak berbahaya terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Lalat ini bersahabat dengan manusia berdasarkan manfaatnya” terang Yoga
Dijelaskan bahwa siklus hidup lalat tentara hitam rata-rata sekitar 40 hari. Seekor lalat BSF betina mampu menghasilkan 500 sampai 900 telur sekali perkawinannya yang kemudian menetas dan menjadi larva. Larva inilah yang disebut dengan maggot atau belatung.
Dengan penggunaan maggot ini sangat efektif untuk mengatasi sampah organik rumah tangga karena makanan larva adalah sampah organik sehingga sampah tidak akan cepat menumpuk meskipun selama satu bulan namanya. Hal inilah yang membuat nya optimis jika semua rumah tangga menggunakan cara ini maka masalah sampah lambat laun akan teratasi.
Pengolahan sampah organik menggunakan maggot dilakukan dengan metode ember tumpuk. Satu ember yang telah dilubangi pada bagian bawahnya diisi bahan organik limbah rumah tangga sebagai media untuk mengundang lalat atau meletakkan telur BSF sedangkan ember ke2 bagian bawah diletakkan sebagai penampung hasil dekomposisi berupa cairan Lindi yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair atau POC yang berguna untuk nutrisi tanaman.
Lalat tentara hitam juga bisa dibudidayakan sebagai sumber pakan alternatif untuk ternak seperti unggas, ikan, burung berkicau dan hewan peliharaan lainnya.
Ia yakin semakin banyak masyarakat yang melakukan budidaya BSF akan mendatangkan keuntungan tidak saja mengatasi masalah sampah organik tetapi juga mendapatkan keuntungan secara ekonomi.(Upik Wahyuni KIM Donoharjo)