Status Merapi yang akhir akhir ini meningkat menjadikan semua pihak harus waspda, dan melakukan antisipasi jika terjadi bencana adalah salah satu upaya untuk mempersiapkan diri atas berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Hal tersebut yang dilakukan Pemerintah Kelurahan Donoharjo bersama Destana Donoharjo pada hari Minggu 8/10/20 di Area Parkir Desa Donoharjo
Dalam sambutannya Lurah Donoharjo Hadi Rintoko menyampaikan bahwa kita tidak tahu sampai kapan Covid akan selesai, namun sekarang sudah disusul oleh kabar tentang Merapi yang statusnya meningkat. Sebagai dasa penyangga, maka kita dituntut secara kemanusiaan dan prosedur untuk bersiap siap menghadapi semua kemungkinan. Tentang apa yang harus dipersiapkan, Destana dan Relawan yang lebih faham. Jadi mulai hari ini, kita akan bersiap-siap dengan segala keterbatasan yang ada karena semua terkonsentrasi di penanganan Covid sehingga anggaran sangat terbatas. Namun demikian, Lurah Desa Donoharjo tetap optimis karena Destana dan Relawan Donoharjo sudah teruji dalam menghadapi berbagai situasi. “Apa yang dilakukan Destana dan para Relawan Donoharjo itu sudah tidak rasional lagi, karena sama sekali tidak seimbang antara apa yang diberikan dengan apa yang didapat. Namun segala tindakan yang muncul dari panggilan jiwa memang seringkali menjadi tidak rasional. Karena hal tersebut merupakan realisasi dari keluhuran budi yang semoga mendapatkan balasan yang jauh lebih tinggi dari Allah SWT”, jelas Hadi Rintoko lagi.
Sementara itu Agus Hardio Pancoro ketua Destana menyampaikan tentang hl- hal yang perlu dipersiapkan adalah barak dan personilnya karena ada beberapa hal yang harus ditangani.
Mengacu persiapan tahun 2010 maka Barak yang dipersiapkan adalah Lapangan desa Donoharjo, joglo tanjung, rumah bapak Marsudi Donolayan dan rumah Den Pawiro Bakalan.
Adapun personil yang dipersiapkan adalah petugas pendataan yang dikoordinir Sri Hardono dibantu relawan dan Forum Anak Donoharjo, petugas Dapur umum dikoordinir Sartini dibantu anggota PKK Donoharjo dan petugas evakuasi dikoordinir Agus HP dibantu Destana dan Relawan.
Khusus tentang petugas evakuasi, Hendi menjelaskan bahwa menjadi petugas evakuasi harus merupakan panggilan jiwa, memiliki keberanian, punya safety dan punya ketrampilan. Perlengkapan safety pribadi yang dimaksudkan diantaranya memiliki sepatu standar pengamanan minimal dari kulit, senter, masker, kacamata, sarung tangan kulit, helm dan leadherman atau dompet yang berisi peralatan evakuasi diantaranya obeng, pisau, gunting dan tang (Endarwati/KIM Donoharjo).