Indonesia memasuki masa transisi menuju struktur penduduk tua yaitu lebih dari 10% merupakan penduduk lansia . Data tahun 2022 (AHH) Angka Harapan Hidup di Indonesia 73,6 tahun dengan AHH Laki-laki 69,93 tahun dan perempuan 73,83 tahun.
“Merupakan suatu keberuntungan bagi kita yang tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu provinsi dengan jumlah lansia terbanyak sebesar 14,71% , sekaligus merupakan propinsi yang memiliki angka harapan hidup tertinggi di Indonesia yaitu 76,83 tahun”.
Demikian disampaikan Tri Mei Khasana dari Indonesia Ramah Lansia (IRL) Sabtu 25/5/26 di acara posyandu Lansia dilanjutkan Sekolah Lansia Kalimasada di Kayunan Donoharjo.
Tri Mei Khasana yang juga merupakan dosen pada Studi gizi program sarjana Universitas RESPATI menjelaskan bahwa Lansia janda lebih banyak dari duda. Hal ini disebabkan orang laki punya masalah biasanya di pendam sementara perempuan lebih ekspresif yang membuat pikiran lepas. . “Jadi bapak ibu harus banyak silaturahmi dan banyak bersyukur karena lansia sudah melewati semua masa kehidupan dimana tidak semua orang bisa”.
“Seseorang yang memasuki usia lansia akan mengalami berbagai perubahan. Pertama perubahan fisik berupa penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi, dan sistem tubuh. Kedua perubahan sosial dari bekerja menjadi pensiun, juga pendapatan menurun. Ketiga perubahan psikologis yang menyebabkan mudah depresi, kesepian, kurang sosialisasi, penyakit yang diderita, dan lain-lain.”
Penurunan fungsi tersebut dapat menyebabkan gizi lebih ataupun gizi kurang.
Gizi lebih disebabkan oleh pola makan berlebihan sejak muda, masa lemak tinggi, aktivitas rendah, energi lebih rendah dari asupan gizi dimana hal-hal tersebut memiliki resiko penyakit tidak menular seperti DM, jantung, stroke, dll.
Sementara itu gizi kurang diakibatkan oleh asupan makan yang kurang dari kebutuhan. Tubuh kekurangan vitamin, mineral, & zat gizi lain sehingga berisiko pada sistem imun dan
resiko penyakit menular seperti Penyakit. infeksi, TBC, dll
“Perubahan lansia yang menyebabkan mal nutrisi diantaranya kemampuan mengunyah. berkurang, melemahnya kemampuan indera pengecapan yaitu berkurangnya rasa pengecapan dari rasa manis dan asin menjadikan berkurangnya nafsu makan.
Pada lansia juga terjadi pengurangan asam lambung yang menyebabkan mudah ke belakang jika tidak cocok terhadap makanan tertentu. Karena itu terjadi penurunan rasa lapar”, jelas Tri Mei lagi.
Cara mencegah masalah gizi lansia adalah dengan memberikan gizi seimbang yaitu jumlah asupan gizi sesuai dengan kebutuha . “Manfaat memwnuhi gizi seimbang pada lansia dapat menjaga kesehatan dan sistim imun, meningkatkan kapasitas otak/memori, memperlambat proses penuaan dan memperpanjang umur harapan hidup” .
“Empat prinsip untuk mencapai gizi seimbang adalah dengan menkonsumsi aneka ragam jenis makanan dengan porsi dan jenis gizi yang seimbang, melakukan aktifitas fisik secara teratur, membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat serta memantau berat badan secara berkala”.
“Untuk mencapai gizi yang seimbang harus memperhatikan komposisi makanan yang dikonsumsi. 50 persen isi piring adalah makanan pokok dan laik pauk. Dari 50 persen tersebut, 2/3 merupakan karbohidrat dan 1/3 adalah lauk pauk. Kemudian 50 persen berikutnya berupa buah dab sayuran dengan komposisi 1/3 buah dan 2/3 sayuran”, tandas Tri Mei. (Endarwati)