Korban kecelakaan perlu segera ditolong karena korban kecelakaan yang tidak segera ditolong dapat terancam kematian. Pertolongan pertama yang tepat sebelum tenaga medis datang, dapat menyelamatkan jiwa korban dan mencegah cedera semakin parah. Tapi jika tidak tahu bagaimana cederanya, sebaiknya tunggu tenaga medis sambil diajak bicara untuk menjaga kesadarannya.

Demikian disampaikan Pak Agus Hardiyo Pancoro Ketua Destana Donoharjo pada acara Pelatihan PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat) Rabu 6/11/24 si SD Banteran 1 Donoharjo Ngaglik.

Lebih lanjut Pak Agus menjelaskan bahwa PPGD adalah Pemberian pertolongan pertama penderita sakit atau cedera/kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar. “Dulu istilahnya P3K atau pertolongan pertama pada kecelakaan”.

“Yang perlu diperhatikan seseorang yang memberikan pertolongan tidak boleh membahayakan dirinya sendiri. Jangan sampai berbahaya bagi penolong,” tegasnya.

“Penolong juga bertugas menenangkan korban dan melindunginya, menangani korban dengan peralatan yang ada untuk mencegah luka atau cedera yang lebih berat, lalu membawa korban ketempat sarana medis terdekat”.

“Berilah pertolongan pertama, jangan hanya menonton, jangan hanya memotret dan mem viralkan, jangan mengambil barang korban dan jangan menghalangi bantuan,’ tekan Pak Agus.

Teori dan praktek pertama yang dilakukan adalah tentang kaidah melepaskan helm pada korban kecelakaan. Dilanjutkan penjelasan dan praktek pada penanganan cidera leher, patah tulang, cidera kepala, dilanjutkan simulasi evakuasi korban dengan menggunakan ambulance.

Ditemui di sela acara, Bapak Dimyati salah satu guru SD Banteran 1 menjelaskan bahwa pelatihan dan simulasi bencana sudah menjadi program tahunan sekolah. Tahun lalu tentang bullying, kemudian tentang kebencanaan. Tahun ini tentang Pertolongan Pertama Gawat Darurat.

“Pelatihan ini dipilih karena SD Banteran 1 berdekatan dengan jalan raya, jika terjadi sesuatu agar mengetahui penanganan yang harus dilakukan, juga untuk menambah wawasan agar bisa membantu, minimal untuk diri sendiri”.

“Pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan sangat bermanfaat, terbukti ketika ada siswa yang mengalami patah tulang, anak- anak tahu penanganan apa yang harus dilakukan dan segera melapor kepada sekolah”.

“Terimakasih kami sampaikan kepada Destana atas kerjasamanya telah dua kali ini melatih dan membimbing anak-anak, juga kepada Bapak Lurah Donoharjo yang telah memfasilitasi kegiatan Destana sehingga kami turut mendapatkan manfaat dari kegiatan ini”.

“Saya berharap efek dari pelatihan ini maka anak- anak jika terjadi sesuatu di lingkungan sekolah bisa menangani, bisa saling tolong menolong dan efek ke masyarakat bisa bermanfaat untuk masyarakat luas”, pungkas Pak Dimyati. (Endarwati)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *