UPTD Balai Proteksi Tanaman Pertanian Dinas Pertanian dan ketahanan pangan DIY bekerjasama dengan UPTD Balai Penyuluhan Pertanian, Pangan, dan Perikanan wilayah IV kabupaten Sleman melakukan gerakan pengendalian hama dan penyakit yang ramah lingkungan pada tanaman cabai yang dibudidayakan oleh Gapoktan Donomakmur Donoharjo Ngaglik Sleman pada Rabu 26 oktober 2023.

Kegiatan dilaksanakan di hamparan persawahan padukuhan Ngepas Kidul sekaligus sebagai sosialisasi bagi para petani dalam penggunaan agens pengendali hayati (APH ) yang bermanfaat untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang ramah lingkungan terutama pada tanaman hortikultura cabai.

“Sampai saat ini komoditas hortikultura terutama cabai di wilayah Sleman merupakan komoditas primadona yang menjanjikan meskipun harganya sangat fluktuatif. Sebagai tanaman yang relatif favorit cabai memerlukan keterampilan ketelatenan keuletan untuk merawatnya, diantaranya dengan melakukan pengamatan rutin di lahan agar apabila terjadi serangan OPT dapat segera ditangani dengan langkah yang tepat dan cepat.” kata Sudibyo Kepala UPTD Balai Penyuluhan Pertanian Pangan dan Perikanan wilayah IV Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan Kabupaten Sleman tersebut.

Lebih lanjut ia mengatakan pengendalian OPT hendaknya dilakukan secara ramah lingkungan dengan memanfaatkan agen pengendali hayati maupun dengan pestisida nabati yang terdapat di sekitar kita.

” Dengan agensi hayati , pengendalian hama dilakukan dengan cara melepaskan musuh alami parasit atau patogen dari hama tersebut sehingga keberadaannya dapat dikendalikan dan dihambat perkembang biakannya namun tidak dimusnahkan” ujarnya.

Beberapa kelebihan lain dari pengendalian hayati diantaranya adalah selektivitas tinggi dan tidak menimbulkan penyakit dan hama yang baru. Organisme yang digunakan sudah ada di lahan atau di lapangan, dapat mencari dan menemukan penyakit/ hama sasarannya, dapat berkembang dan menyebar secara alamiah , sasaran tidak akan menjadi resisten/kebal.

“Pengendalian hama penyakit dengan cara ini berjalan dengan sendirinya dan tidak ada pengaruh atau efek samping yang merugikan seperti pada penggunaan pestisida kimia atau sintetis. Penggunaan agensi hayati juga aman bagi operator nya. Sehingga penggunaan agensi hayati , aplikasi nya bisa terus menerus ,berkelanjutan dan tetap terjaga kelestariannya. ” papar Sudibyo dihadapan sekitar 30 anggota Gapoktan se wilayah Donoharjo.

Hadir sebagai pemandu Suharyadi koordinator Laboratorium Hayati UPTD Balai Proteksi Tanaman Pertanian (BPTP) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY mengatakan bahwa beberapa Agen Pengendali Hayati (APH) bermanfaat untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang ramah lingkungan pada tanaman cabai . APH yang digunakan antara lain PGPR yang berfungsi untuk meningkatkan ketahanan tanaman agar tidak mudah terserang penyakit. Selain itu bacillus subtilis dan trichoderma SP yang digunakan untuk mengantisipasi penyakit tular tanah agar tidak menyebar berkembang . Selain itu digunakan pula Beauverria basiana untuk mengendalikan hama serangga seperti trips, kutu kebul , yang biasanya terdapat di lahan terutama pada musim kemarau seperti sekarang ini.

“Aplikasinya sangat mudah untuk PGPR, Bacillus subtilis dan trikoderma dengan disiram pada media tanam (kocor) sedangkan Beauverria basiana dengan disemprotkan pada tanaman pada pagi atau sore hari” tandas Haryadi.

Selain penggunaan APH ,pada kesempatan tersebut juga dilakukan pemasangan perangkap pelikat kuning atau perangkap metil eugenol untuk mengurangi serangan lalat buah penyebab busuk buah.

Pada kegiatan tersebut terlihat para petani sangat antusias, dan berharap akan lebih banyak lagi kegiatan serupa sehingga ketrampilan, pengetahuan dan wawasan petani dalam melakukan pengendalian OPT ramah lingkungan juga bertambah sehingga kelestarian lingkungan pun tetap terjaga. (Upik Wahyuni KIM Donoharjo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *