Akibat isu nasional covid-19, ketahanan pangan wajib dilaksanakan sampai sektor paling bawah di tingkat Kalurahan. Kondisi sekarang juga banyak membawa keprihatinan dengan adanya BBM naik. Namun suasana batin masyarakat Penen ini rata-rata diatas menengah, semoga keadaan apapun tidak mempengaruhi keadaan penen yang sudah baik. Demikian disampaikan Lurah Donoharjo Bapak Hadi Rintoko,ST pada acara Pembukaan Sekolah Lapang Budidaya Ternak Ayam Bhagia 21/9/22 di Aula Masjid Penen Donoharjo Ngaglik Sleman.

Bapak Lurah juga menyampaikan terimakasih kepada semuanya. ” Dengan diselenggarakannya sekolah lapang ini agar diikuti dengan sungguh sungguh, semoga bermanfaat bagi masyarakat Penen khususnya dan semoga ilmunya juga bisa ditularkan bagi masyarakat Donoharjo”.

Sementara itu Ibu Drh Sri Rahayu Saddyahsih Nawang Wulan,SPt Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman menjelaskan bahwa ayam yang dipelihara pada kandang baterai agar energi penuh ke telurnya, ternyata menurut psikologi ayam dia tidak bahagia karena dipaksa bertelur setiap hari.

Lebih lanjut Ibu yang akrab dipanggil Ibu Nawang menjelaskan bahwa menurut penelitian, ayam yang diumbar lebih bagus daripada yang dikandang baterai.
“Sekarang tugas bapak ibu membuat ayam bahagia agar hasil beda, telur beda. Karena kita tambahkan mineral sehingga mengandung omega 3 dan 9 lebih tinggi dan juga mengandung zinc. Zinc sangat berperan dalam pertumbuhan otak bayi. Dinas kesehatan memanfaatkan telur mengandung zinc untuk mencegah stunting”.

Ibu Nawang menjelaskan bahwa pelatihan ini dipilihkan ayam fungsional bhagia yang memiliki telur dengan kualitas lebih.
“Secara hitungan ekonomi, hasilnya beda dengan ayam ras dan ayam kampung.
Nanti ada materi analisa usaha.
Ada pula pemberdayaan dari kelompok atau peserta agar ada rasa memiliki. Biaya tertinggi di pakan. Hitungan pahitnya dari 150 ekor, ayam usia 13 Minggu dalam dua minggu produksinya baru stabil. Selama lima bulan produksi dengan asumsi produksi 70 persen, satu butir dijual dua ribu hasil sudah mencapai 31,5 juta, ” jelas Bu Nawang.

Untuk mengantisipasi mahalnya pakan, akan ada materi penyusunan ransum dan budidaya magot. Magot selain menambah pakan protein , salah satu solusi kebersihan lingkungan dari sisa sampah organik rumah tangga.

Ibu Nawang menyampaikan harapannya agar bisa menjadi salah satu diversifikasi usaha selain usaha pokok. Selain berkelanjutan harapannya juga bergulir, bisa ditularkan kepada warga yang lain sehingga warga lain juga bisa usaha.
‘Kami berharap ilmu ketrampilan yang diperoleh tidak berhenti pada satu periode. Hasil penjualan menjadi hak penuh kelompok, hasil penjualan agar disisihkan untuk membeli pullet (ayam berusia sekitar 13 minggu) dan pakan lagi sehingga diharapkan berkelanjutan. Juga dibelikan sarana prasarana lagi untuk berikutnya, Dinas siap mendampingi”.

Menyinggung tentang pemasaran, karena bisa untuk pencegahan stunting maka bisa dijual di kelompok yandu, kerjasama dengan Dinas Kesehatan atau melalui warung Sembada. “Bisa juga bermitra dengan Bengkel Sapi milik Pertenakan UGM di Jalan Kali Jeruk Widodo Martani atau dikemas dan diberi judul “telur ayam omega 3, omega 9 dan zinc” atau dipasarkan lewat wa. Pasar untuk penurunan stunting masih luas,” jelas Bu Nawang lagi.

Sementara itu Ibu Sri Haryatini, SPt selaku Sub Koordinator kelompok Substansi Bina Produksi Peternakan Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan dalam laporannya sebagai penyelenggara menyampaikan bahwa sekolah lapang budidaya ayam bhagia merupakan kegiatan PUPM Kapanewon Ngaglik yang diselenggarakan di Padukuhan Penen. Kegiatannya dengan melaksanakan budidaya ayam petelur dan impact yang diharapkan adalah meningkatnya produksi telur, meningkatnya kesejahteraan serta menurunkan stunting

Jumlah pertemuan 5 kali dengan dukungan berupa sarana prasarana budidaya, ayam pullet usia 13 Minggu sebanyak 150 ekor akan di drop pada tanggal 7 Oktober, pakan 10 zak di drop sebelum ayam datang beserta dengan perlengkapan dan peralatan. Selain itu akan dikirimkan peralatan budidaya magot serta praktek pembuatan pakan dan kompos

Dinas pertanian dengan adanya Covid diberi tugas untuk tetap mempertahankan ketahanan pangan. “Pembangunan pertanian pada dasarnya adalah penyediaan pangan. Bagaimana bangsa kokoh dengan pangan yang tersedia dengan produk pangan hewan yang penuhi standar yang ASUH (Aman sehat utuh halal). Sekolah Lapang, tugasnya berlatih sampai berhasil. Tugas kami memfasilitasi sarana prasarana, mendampingi, pengawas, petugas lapang”, jelas Bu Sri Haryatini. (Endarwati)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *