Lansia memiliki faktor resiko penyakit degeneratif seperti penurunan fungsi tubuh, emosi dan kesepian. Dalam rangka mencapai lansia yang SMART yaitu sehat, mandiri, aktif, produktif dan bermartabat, perlu adanya upaya pencegahan dan pembinaan non formal mengenai kesehatan, spiritual dan sosial.

Jumlah proporsi lansia di Indonesia sudah mencapai 10,5 %. Sebanyak 35 juta penduduk adalah lansia dan jumlah akan terus bertambah. “Lansia harus kita jaga agar mendapatkan layanan kesehatan. Juga mendapatkan pembinaan dengan mengacu pada PHBS dan tujuh dimensi lansia tangguh”. Demikian disampaikan Kepala BKKBN Propinsi DIY Ibu Dra Andi Ritamariani,MPd pada peresmian dan Launching Sekolah Lansia Kalimas Ayu di Kayunan Donoharjo Ngaglik Sleman sabtu, 19/19/23.

Ibu Andi juga menyampaikan bahwa Yogyakarta memiliki angka harapan hidup dan tingkat kebahagiaan tertinggi diantara wilayah yang ada di Indonesia. “Untuk itu harus kita jaga bersama dengan bergandengan tangan untuk kesinambungan kegiatan sehingga DIY menjadi lansia yang sehat dan tangguh”.

Beliau juga berharap kegiatan Kalimas Ayu bisa menjadi rujukan kegiatan bagi pembinaan Lansia dari wilayah lainnya.

Kegiatan yang diisi dengan pemeriksaan gigi, pemeriksaan gula darah serta senam untuk lansia itu , menghadirkan praktisi kesehatan Bapak Dr dr Probo Suseno, SP PD, dosen di Fakultas kedokteran kesehatan masyarakat dan keperawatan UGM.

Bapak Probo menjelaskan bahwa penyakit yg timbul adalah penyakit Yg tidak menular ( PTM) antara lain Infeksi paru, pnemonia atau radang paru, kencing manis ( DM), hipertensi adalah penyebab kematian tertinggi.

” Penyakit lain yang sering ditemui pada lansia adalah penyakit yg ditimbulkan karena psikis, kesepian dan tumbuh pikiran yang tidak baik, juga gangguan tak bisa berak. Agar tidak banyak permasalahan maka perlu dihimpun dan diisi dengan sekolah lansia. Sekolah lansia memiliki ilmu yang luas” , jelas Pak Probo.

Sementara itu, ketua Posyandu dan Sekolah Lansia Kalimas Ayu Ibu Titik Winarti,S.Kep Ns menjelaskan bahwa kegiatan ini berawal dari obrolan dengan salah satu pegiat masyarakat, Ibu Wasingatu Zakiyah, terkait dengan lansia. Gayung bersambut, saat yayasan al bayan ponpes barokah kalimasada, memiliki tanah wakaf yang harus dikelola di Kayunan. Salah satu kegiatan yang direncanakan untuk pengelolaan tanah wakaf itu adalah kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan.

“Melihat permasalahan yang ada di wilayah Kayunan dan Watugethek ada 70 lansia, 98% belum melakukan skrening kesehan dan 94% masih produktif untuk itu perlu dilakukan deteksi dini ttg kesehatan melalui pos yandu. Kayunan juga memiliki potensi SDM yang cukup besar diantaranya adanya 3 bidan, 5 perawat, 1 dokter umum, 2 mahasiswa kedokteran dan banyaknya kader, sukarelawan kesehatan yang bersemangat, maka gayung bersambut untuk mendirikan posyandu dan sekolah lansia yang diberi nama Kalimas Ayu ( kelompok lansia mandiri ayem sehat bahagia kayunan watugetheg)”, jelas Bu Titik.

Bu Titik juga menjelaskan bahwa Kalimas Ayu juga bekerjasama dengan UGM, UII, Unriyo dan UMY untuk menyusun langkah langkah berikutnya sehingga sekolah lansia dapat terwujut

“Untuk prospek dan pengembangan ke depan pemerintahan desa donoharjo dapat memfasilitasi dan membina pos yandu tsb dan juga bekerjasama dg kelompok posyandu yg ada di wilayah sekitarnya untuk mengikuti sekolah lansia. Kerjasama dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan pihak pihak terkait juga sangat kami harapkan”.

“Semoga ke depan kegiatan ini dapat terus berkembang dan memberikan kemanfaatan bagi banyak orang,” harap Bu Titik. (Endarwati)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *