Tuntutan zaman menyebabkan tantangan kepemimpinan di tingkat Kalurahan semakin besar karena pengelolaan semakin kompleks, Dana Desa juga semakin besar dan butuh pengelolaan yang akuntabel, transparan dan bertanggung jawab.

Demikian disampaikan Kepala Kesbangpol DIY Bapak Dewo Isnu Broto Imam Santoso,SH pada Materi Kepemimpinan dalam rangka Pelatihan Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa dan Pengurus Kelembagaan Desa Rabu, 20/9/23 di hotel Next Jalan Adisucipto Yogyakarta.

Pada pelatihan yang diikuti oleh Bapak Carik, Bapak Danarto, Perwakilan BPKAL serta perwakilan PKK tersebut Bapak Dewo mempertanyakan kepemimpinan seperti apa yang diharapkan ke depan akan dilaksanakan untuk membangun wilayah. “Sekarang Desa ibarat gadis cantik. Banyak kementerian datang , juga pemerintah tingkat propinsi , pemerintah tingkat kabupaten juga danais masuk Desa. Jika tidak dimanage dengan baik, maka bukan menjadi berkah tapi bisa menjadi musibah”.

Bapak Dewo memberikan contoh berbagai model kepemimpinan diantaranya kepemimpinan menurut Joseph L massie / John Douglas, kepemimpinan berdasarkan kearifan lokal menurut Ki Hajar Dewantara, kepemimpinan Pancasila serta Rujukan Kepemimpinan Efektif dan Konstruktif di Desa berdasarkan UU No. 28/1999 dan PP No. 101/2000 serta kepemimpinan digital.

“Menurut Joseph L massie / Jogn Douglas, kepemimpinan meliputi proses memimpin, membuat perencanaan, mengorganisir agar perencanaan yang sudah dibuat berjalan, berkomunikasi, memimpin dan supervisi, mengawasi, membuat keputusan dan menetapkan sasaran”.

“Kepemimpinan berdasar kearifan lokal
Ki Hajar Dewantara adalah ing ngarso sung tuladha, ing madyo mbangun karsa, tut wuri Handayani mengandung filosofi momong among, ngemong. Didepan memberi contoh, ditengah membangun semangat di belakang memberi semangat”.

“Kepemimpinan Pancasila adalah suatu perpaduan dari kepemimpinan yang bersifat universal dengan kepemimpinan indonesia, sehingga dalam kapemimpinan pancasila menonjolkan dua unsur, yaitu “Rasionalitas” dan “semangat kekeluargaan.

“Untuk Kepemimpinan Pancasila dpt diartikan juga sebagai kepemimpinan yg dijiwai Pancasila meliputi Kepemimpinan yang berketuhanan Yang Maha Esa, Kepemimpinan yang humanis, Kepemimpinan Nasionalis, Kepemimpinan Demokrasi, Kepemimpinan yang berkeadilan”, jelas Pak Dewo lagi.

Bapak Dewo juga menjelaskan Rujukan Kepemimpinan Efektif dan Konstruktif di Desa berdasarkan UU No. 28/1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, seorang pemimpin wajib menerapkan azas-azas kepastian hukum (rule of law), tertib penyelenggaraan negara (good government), mengutamakan kepentingan umum (public needs).

” Selain itu harus memiliki keterbukaan (transparency), proporsionalitas (proportional), profesionalitas (profesionalism), dan akuntabilitas (accountability)”.

Adapun berdasarkan PP No. 101/2000, karakteristik kepemimpinan yang diperlukan dalam pengembangan model kepemimpinan birokrasi unggulan adalah jujur (transparent, siddiq), dapat dipercaya (trustable, amanah), komunikatif (communicative, tabligh), dan cerdas (smart, fathonah).

Ada pula kepemimpinan Digital yaitu proses perubahan sosial yang dimediasi oleh teknologi Informasi, untuk menghasilkan perubahan sikap, perasaan, perilaku, kinerja dengan Individu atau Kelompok, juga pemikiran yang mendorong percepatan transformasi di dalam organisasi dengan menggunakan aset digital untuk membuat keputusan yang cepat dan tepat.

“Mari kita evaluasi, apakah kepemimpinan yang dilaksanakan di institusi sudah sesuai dengan teori yang ada. Jika belum disesuaikan, jika sudah ditingkatkan, jika kurang kita perbaiki untuk pelayanan berbaik bagi masyarakat”, himbau Pak Dewo yng selain menjabat sebagai Kepala Kesbangpol DIY, per 1 september diangkat sebagai pj asisten pemerintahan dan umum. Juga memegang amanah komisaris PT Taru Martani dan pengawas BMT Giri Artha syariah di Wonosari. (Endarwati)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *