Dalam menghadapi permasalahan lingkungan yang semakin kompleks, penting bagi kita untuk mencari pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Di tengah tantangan ini, konsep ekofeminisme muncul sebagai perspektif yang menekankan hubungan erat antara isu-isu feminisme dan isu-isu lingkungan. Dalam artikel ini, kami akan menggali upaya mahasiswa KKN-PPM UGM dalam menerapkan konsep ekofeminisme untuk memberdayakan ibu-ibu PKK dalam pengolahan limbah rumah tangga di Dusun Bakalan.

Konsep ekofeminisme adalah gabungan dari ekologi dan feminisme, menganggap bahwa keterkaitan antara penindasan terhadap perempuan dan penindasan terhadap alam saling berkaitan. Hal ini berdasarkan pada pemahaman bahwa pandangan patriarki terhadap wanita dan alam seringkali mengeksploitasi dan merendahkan keduanya. Di Dusun Bakalan, mahasiswa KKN-PPM UGM telah mengadopsi konsep ini sebagai kerangka kerja untuk memberdayakan ibu-ibu PKK dalam pengolahan limbah rumah tangga.

Sebagai bagian dari penelitian awal, mahasiswa KKN-PPM UGM mengidentifikasi berbagai tantangan lingkungan yang dihadapi oleh Dusun Bakalan. Masalah seperti limbah rumah tangga yang tidak terkelola dengan baik, polusi air dan udara, serta degradasi lingkungan menjadi fokus utama dalam upaya mereka untuk mencari solusi yang berkelanjutan.

Dalam upaya untuk memberdayakan ibu-ibu PKK dalam mengelola limbah rumah tangga, mahasiswa KKN-PPM UGM menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan tentang konsep ekofeminisme dan praktik-praktik pengelolaan limbah yang ramah lingkungan. Melalui lokakarya dan diskusi, ibu-ibu PKK diberdayakan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengurangi dampak negatif limbah rumah tangga terhadap lingkungan.

Selanjutnya, ibu-ibu PKK diberdayakan untuk menerapkan praktik pengelolaan limbah rumah tangga yang berbasis ekofeminisme di rumah tangga mereka. Ini termasuk pengurangan limbah, pemilahan limbah untuk daur ulang, pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah, dan pembuatan briket dari ampas kopi. Praktik-praktik ini tidak hanya mengurangi dampak negatif limbah, tetapi juga menghasilkan manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan.

Konsep ekofeminisme juga berperan dalam membangun kolaborasi yang kuat antara mahasiswa KKN-PPM UGM, ibu-ibu PKK, dan masyarakat lokal. Melalui partisipasi aktif masyarakat, proyek ini menjadi lebih berkelanjutan dan berdampak jangka panjang. Ibu-ibu PKK yang telah dilibatkan dalam upaya ini menjadi agen perubahan dalam masyarakat, mendorong kesadaran akan isu lingkungan dan pentingnya keberlanjutan.
Konsep ekofeminisme membuktikan menjadi pendekatan yang efektif dalam memberdayakan ibu-ibu PKK dalam pengolahan limbah rumah tangga di Dusun Bakalan. Mahasiswa KKN-PPM UGM berhasil menciptakan perubahan positif dengan menggali dan mengaplikasikan keterkaitan erat antara isu-isu feminisme dan isu-isu lingkungan. Melalui upaya kolaboratif, pendidikan, dan pelatihan, ibu-ibu PKK menjadi agen perubahan yang berdaya dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan kehidupan mereka. Semoga upaya ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat lainnya untuk mengadopsi pendekatan ekofeminisme dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin mendesak. (Pratiwi Rahmadanti – KKN PPM UGM Periode 2 Tahun 2023)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *