Menuju Joglo Tanjung yang telah berusia lebih dari 200 tahun, Bupati Sleman Ibu Hj Dra Kustini Sri Purnomo disambut barisan Bregodo Surologo dan gemulai para penari tradisional, sabtu 27/5 ’23 pada acara festival kesenian dan pencanangan program tradisional healing tourism di Desa Wisata Tanjung Banteran Donoharjo.
Ketua Panitia Penyelenggara yang sekaligus Ketua Desa Wisata Tanjung Bapak Saptono Budi Samodro,ST,M.Sc. dalam sambutannya menjelaskan bahwa Joglo Tanjung yang terdiri dari Joglo induk dan rangkaian joglo pendukung merupakan bangunan milik keluarga almarhum Simbah Lurah Pawiro Wiharjo
“Salah satu pewarisnya adalah almarhum Bapak Noto Sukarjo yang merupakan Lurah Lama Tanjung dan menjadi Lurah pertama setelah digabung menjadi Kalurahan Donoharjo pada tahun 1948. Kemudian Beliau menjabat sebagai DPR/MPR RI jaman orde lama hasil pemilihan umum tahun 1955 dan orde baru tahun 1971 sampai tahun 1987 yang namanya diabadikan menjadi nama jalan di Selatan Padukuhan Banteran”.
Bapak Saptono juga menjelaskan bahwa Desa Wisata Tanjung telah didirikan sejak
1 juli 2001 dengan fokus pada wisata budaya dan edukasi.
“Setelah kita gali lebih dalam, ternyata bangunan ini memiliki nilai historis yang sangat tinggi. Selain pernah menjadi kantor Kalurahan sebelum digabung menjadi Kalurahan Donoharjo, ketika terjadi pertempuran di Jalan Palagan Tentara Pelajar, tempat ini dimanfaatkan sebagai rumah sakit untuk merawat para pejuang yang terluka. Karena itu di depan berdiri monumen medan juang bhakti husada”, jelas Bapak Saptono Budi Samodra yang aktab dipanggil Mas Kelik.
“Selain nilai histori yang sangat tinggi tersebut, Desa Wisata Tanjung juga akan dikembangkan dengan menggali potensi seni budaya masyarakat, UMKM serta mengembangkan program tradisional healing tourism atau wisata penyembuhan secara tradisional dengan fasilitas pijat terapi, pijat capek, juga aneka jamu tradisional”.
Pada acara yang bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa UGM tersebut juga dihadiri para wisatawan dari Jerman, Inggris, Korea dan India. ” Kami berharap kehadiran para wisatawan dari mancanegara tersebut dapat berfungsi sebagai publik relation yang dapat menarik wisatawan lain di negaranya untuk berkunjung ke sini,” jelas Mas Kelik lagi.
Dalam sambutannya, Bupati Sleman Ibu Hj Kustini Sri Purnomo menyambut baik dan mendukung kegiatan pengembangan Desa Wisata Tanjung.
“Sejarah histori kebangsaan tidak bisa dilepaskan dengan kondisi sosial jaman itu. Bantuan simbah lurah Pawiro, perannya sebagai rumah pengobatan para pejuang dan histori yang lain perlu dikemas. Kearifan lokal dan sejarah harus diangkat, wisata home stay dihidupkan, penanaman dijadikan tradisi bisa dibuat kearifan lokal alam”, jelas Bu Bupati.
Ibu Bupati juga berkomitmen bahwa Pemda Sleman akan membantu dan mendorong kemajuan Desa Wisata Tanjung, juga berpesan agar kepedulian bersama ditingkatkan untuk mengangkat ekonomi masyarakat Tanjung. “Tujuannya agar masyarakat sekitar sejahtera “tandas Ibu Kustini.
Usai menyampaikan sambutan, Ibu Bupati berkenan memukul gong sebagai tanda dicanangkan program tradisional healing tourism, dilanjutkan kunjungan ke puluhan stan UMKM warga masyarakat, meninjau bangunan warisan budaya, juga penanaman pohon bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup.
Kegiatan tersebut didukung dengan Dana Keistimewaan yang menampilkan potensi bidaya lokal masyarakat diantaranya Tari PEKBUNG Mekar Tanjung, Kesenian Angguk Lentur Puji Rahayu, Jathilan Mustika Tanjung, pentas budaya dan senam sehat. (Endarwati)