Program Bangga Kencana merupakan akronim dari Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana, yang menjadi salah satu program unggulan dari BKKBN. Bangga Kencana menjadikan keluarga sebagai sandaran pembangunan serta berfokus mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Adapun Tenaga Lini Lapangan adalah orang atau sekelompok orang yang memiliki kepedulian dalam pengelolaan dan pelaksanaan program KB di lini lapangan, yaitu PPLKB/Kepala UPT KB/ Koordinator PLKB, PKB/PLKB, IMP ( PPKBD, Sub PPKBD, Kelompok KB/KS), Kader POKTAN (BKB, BKR, BKL, UPPKS), maupun Mitra Potensial.
Pembinaan tenaga Lini lapangan Kapanewon Ngaglik diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas tenaga lini lapangan dalam menjalankan tugas dan fungsinya agar ada peningkatan pelaksanaan program, peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pencatatan pelaporan, pembinaan IMP serta pembinaan untuk percepatan penurunan stunting. Demikian disampaikan koordinator PLKB Kapanewon Ngaglik, Ibu Dra Tahfidiati Abidah pada Rabu 9/2/23 di Aula Kapanewon Ngaglik.
Sementara itu Panewu Ngaglik, Bapak Agung Indarto, S.Sos, M.Si menyampaikan tentang pentingnya Keluarga Berenca. ” Seperti dinyanyikan dalam hymne tadi bahwa KB besar maknanya jangan diragukan lagi. Memang memang besar maknanya dalam merencanakan keluarga dan generasi yang lebih berkualitas”.
“Untuk mencapai tujuan yang sudah dicanangkan perlu dukungan pemerintah pusat sampai di tingkat padukuhan. Peran serta pak lurah, Kamituwa, kader sangat besar sekali. Beberapa kegiatan diantaranya pendataan keluarga, sudah merupakan hal rutin setiap tahun. Tahun 22 sudah selesai dan data sudah tersusun. Biasanya ada inovasi penyempurnaan dari tahun sebelumnya kita ikuti perkembangannya. Pelayanan KB, kader tingkat padukuhan bagaimana merekrut pasangan baru agar ada aksetor baru”.
“Terkait kegiatan bina-bina, mari tetap kita perhatikan dan tingkatkan agar dari tahun semakin baik. Terkait pelaporan, perlu perhatian serius agar bisa seiring sejalan.
Terkait isu nasional yang masih menjadi target utama penanganan stunting, bisa diawali dari bagaimana ibu kader bisa berikan pengertian kepada pengantin baru agar dalam merencanakan kehamilan dan seterusnya bisa direncanakan, pemenuhan Gisi terpenuhi sehingga stunting bisa dicegah, namun juga menangani bayi yang sudah mengalami stunting”, jelas Bapak Panewu lagi.
Bapak Panewu juga menekankan besarnya peran bakti kader sebagai tenaga lini lapangan yang sangat menentukan karena sebagai ujung tombak di lapangan, Disamping peran bapak ibu Kamituo juga sangat dibutuhkan dalam memperhatikan kinerja kader di lapangan. (Endarwati)