Pemerintah kalurahan Donoharjo bekerja sama dengan Puskesmas Ngaglik 2 mengadaakan penyegaran kepada para kader posyandu setelah vacum selama beberapa waktu akibat pandemi covid19. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya agar para kader posyandu mengingat kembali peran dan tugas pokok dalam melaksanakan tugasnya di posyandu.
“Peran kader sangat penting mengingat sampai saat ini tugas para kader posyandu tidak sekedar petugas timbang bayi tetapi dengan terintergrasinya program yang masuk ke desa perlu kiranya para kader dibekali dengan hal yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak, kesehatan ibu hamil, kesehatan lansia dan masalah stunting” demikian dikatakan Theodorus Indarto nutrisionis dari puskesmas Ngaglik 2 yang hadir sebagai narasumber pada pertemuan di Balai Kalurahan Donoharjo, Ngaglik, Sleman pada Selasa 21/12/2021.

Theodorus mengingatkan bahwa kegiatan Posyandu balita harus mencakup 5 pokok kegiatan yang terbagi dalam 5 meja yaitu meja 1 pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 2 penimbangan balita. Meja 3 pencatatan hasil penimbangan . Meja 4 penyuluhan dan pelayanan gizi bagi balita, ibu balita, ibu hamil dan menyusui. Dan meja 5 meliputi pelayanan kesehatan, KB , imunisasi dan pojok oralit” lanjut Theodorus.

Dalam kesempatan tersebut ia juga memaparkan mengenai PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita sekaligus sebagai proses belajar dan sarana komunikasi antar ibu balita.

“PMT dibuat berdasarkan prinsip gizi seimbang yang dibuat beraneka ragam dan mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral dengan porsi makanan disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan keadaan anak. Bumbu yang digunakan dapat sesuai resep , tanpa bahan pengawet, pewarna dan pemanis buatan” kata Theodorus.

Pemberian makanan dengan gizi seimbang sangat diperlukan terutama pada 1000 hari pertama kehidupan yaitu sejak anak dalam kandungan sampai berusia 2 tahun yang disebut dengan periode emas.
” Pada periode emas ini, pertumbuhan otak sangat pesat. Jika Kekurangan gizi menjadikan anak tidak cerdas, anak berpotensi menjadi stunting (pendek) karena pertumbuhan jasmani terhambat, anak menjadi mudah sakit dan dalam jangka waktu panjang anak akan sulit mengikuti pelajaran saat bersekolah nanti” pungkas Theodorus.(Upik Wahyuni/ KIM Donoharjo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *