
Pemerintah Kalurahan Donoharjo, Ngaglik, Sleman mengadakan studi tiru dengan mengunjungi Bumkal Mekaring Pono di Kalurahan Potorono, Banguntapan, Bantul pada Kamis 16 Januari 2025.
Kunjungan ini bertujuan untuk menggali pengalaman dan strategi dalam mengembangkan potensi wilayah serta memperkuat peran serta lembaga desa dan pengelolaan pengembangan badan usaha milik Kalurahan (Bumkal) berbasis masyarakat.
Kunjungan diikuti oleh sekitar 25 orang melibatkan Lurah Donoharjo , perangkat kelurahan, mengurus bumdes Sri Taman rejeki , tokoh masyarakat dan pengelola embung Jetis Suruh.
Carik Donoharjo , Anang Patri Widyantoro mengemukakan bahwa kunjungan ini merupakan upaya untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam mengelola potensi desa Donoharjo diantaranya adalah pengembangan Bumkal dan Embung Jetis suruh.
“Kalurahan Donoharjo memiliki potensi yang luar biasa namun pengelolaannya belum optimal , oleh karena nya kami ingin belajar dari kalurahan Potorono yang sukses mengembangkan Bumkal terutama pariwisatanya dengan melibatkan peran serta masyarakat. Harapannya setelah kunjungan ini kami dapat mengimplementasikan berbagai pengalaman, pembelajaran yang didapat guna mengembangkan potensi wilayah Donoharjo untuk kesejahteraan masyarakat “ujar carik Donoharjo.
Dalam kesempatan tersebut rombongan pemkal Donoharjo diterima langsung oleh Ketua Bumkal Mekaring Pono, Sutardi yang menyampaikan tentang strategi pengembangan wisata, pengelolaan fasilitas serta pembentukan program Bumkal yang meiibatkan masyarakat Potorono.
” Bumkal Potorono berdiri tahun 2017, diawali dengan pembangunan telaga Potorono yang semula bekas tanah galian pasir. Saat ini Bumkal memiliki 9 bidang usaha yaitu wisata edukasi dan alam dari wisata Taman dinosaurus, telaga Potorono, wahana perahu, pengelolaan pasar tradisional ,kolam renang anak, susur sungai , angkringan, tanaman hias, sampai pengelolaan sekolah sepak bola. Tahun ini total aset mencapai 4.5 milyar” kata Sutardi.
Keberhasilan bumdes Potorono tidak hanya ditentukan oleh kemampuan dalam mengelola usaha tetapi juga oleh sinergi yang terjalin antara pemerintah desa , lembaga desa ,kelompok masyarakat dan pelaku usaha lokal.
Salah satu yang dikelola Bumdes dan menjadi sumber ekonomi warga adalah Embung Potorono yang disebut juga wana desa dan telaga desa potorono merupakan salah satu destinasi wisata alam telaga buatan terletak di Salakan Potorono Banguntapan Bantul. Awalnya hanya berfungsi sebagai cadangan pengairan , konservasi air tetapi kini ramai didatangi wisatawan karena daya tarik alamnya dan sangat cocok untuk destinasi wisata wisata dan rekreasi keluarga.
“Dengan adanya kunjungan wisata , masyarakat dapat turut mengelola fasilitas pendukung seperti penghinapan , tempat makan , sarana rekreasi, arena bermain dll yang memberikan nilai tambah untuk pengunjung .” jelas Sutardi.
Selain itu bumdes Potorono juga memgoptimalkan pemasaran melalui platform digital dan promosi yang efektif sehingga meningkatkan kunjungan wisatawan.
Pendekatan yang menyeluruh dalam pemanfaatan sumber daya alam dan budaya lokal menjadikan desa ini sebagai salah satu model pengelolaan desa wisata yang sukses dan layak dijadikan percontohan bagi pengembangan Bumkal di kalurahan lain. (Upik Wahyuni KIM Donoharjo)