Diare sangat berbahaya terutama bagi ana-anak karena merupakan penyebab 31% kematian anak usia antara 1 bulan sampai 1 tahun dan 25% anak usia antara 1 sampai 4 tahun. Demikian disampaikan dr R Yuli Kristyanto, MSc, SRA pada acara sosialisasi penyakit diare, pemeriksaan gula darah, skrining penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa Rabu 15/3 di Aula Kalurahan Donoharjo.
Mengingat besarnya resiko kematian anak yang disebabkan oleh diare, maka kepada Ibu-Ibu Kader kesehatan yang diundang pada acara tersebut Dokter Yuli sangat berharap agar apa yang disampaikan tentang penyakit diare ini dapat difahami, disampaikan ke masyarakat yang lebih luas sekaligus di terapkan dalam mendampingi kesehatan masyarakat.
Dokter Yuli menjelaskan bahwa Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang
buang air besar dengan konsistensi lembek atau
cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya
lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam
satu hari.
Penyebab diare ada beberapa macam. “Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan
dalam 6 golongan besar yaitu infeksi (disebabkan
oleh bakteri, virus atau infestasi parasit),
malabsorpsi, alergi, keracunan, imunodefsiensi
dan sebab-sebab lainnya. Penyebab yang
sering ditemukan di lapangan ataupun secara
klinis adalah diare yang disebabkan infeksi dan
keracunan, “jelas Dokter Yuli.
Diare sangat berbahaya karena dapat menyebabkan Dehidrasi (kekurangan cairan dalam tubuh). “Anak diare dengan dehidrasi berat 8,5x lebih
berpotensi menyebabkan kematian dibandingkan anak
yang tidak dehidrasi. Sepertiga kematian akibat diare terjadi pada 0-7 hari
pertama sakit. Di samping itu sebagian besar kematian akibat diare terjadi di luar
fasilitas pelayanan kesehatan”, jelas Dokter Yuli
Jika menemui anak yang menderita diare, Dokter Yuli meminta untuk melihat dan bertanya,
berapa lama anak sudah mengalami diare, berapa kali anak buang air besar dalam satu hari, apakah tinjanya ada darah, apakah dia muntah, apakah ada penyakit lainnya? Juga dengan melihat bagaimana keadaaan umum anak sadar atau tidak sadar, lemas atau terlihat sangat mengantuk, apakah anak gelisah, jika diberikan minum, apakah dia mau minum?”.
“Jika mau, apakah ketika minum ia tampak sangat haus atau malas minum?
selanjutnya lihat apakah matanya cekung atau tidak cekung, Lakukan cubitan kulit perut (turgor), apakah kulitnya kembali segera, atau lambat. “Tanda-tanda untuk segera membawa anaknya
ke petugas kesehatan jika anak
buang air besar cair lebih sering, muntah berulang-ulang, mengalami rasa haus yang nyata, makan atau minum sedikit, demam, tinjanya berdarah
serta jika tidak membaik dalam 3 hari “.
Lebih lanjut Dokter Yuli berpesan kiat untuk mencegah diare adalah dengan menberikan ASI eksklusif, Gunakan air bersih, dan masak air yang dipergunakan untuk konsumsi
hingga mendidih , Jaga kebersihan makanan, minuman, alat masak dan alat makan
, Jaga kebersihan kamar mandi dan
jamban, Hindari budaya BAB sembarangan”.
“Selain itu juga dengan memberi jarak pelimbahan dan sumber air
(sumur) setidaknya 10 meter, biasakan cuci tangan pakai sabun
sesudah buang air dan sebelum
makan, jaga kebersihan mainan dan tangan
anak-anak serta
berikan vaksinasi Rotavirus sesuai jadwal”. (Endarwati/KIM Donoharjo)