
Gangguan pada tumbuh kembang anak, selain bisa disebabkan karena infeksi berulang atau stimulasi psikososial yang tidak memadai, juga dapat disebabkan oleh karena stimulasi gizi yang kurang.
Setiap anak mulai usia sekitar 6 Bulan harus diberikan MP ASI atau makanan pendamping ASI agar kebutuhan gizi anak tercukupi. Kurangnya asupan gizi dapat disebabkan oleh faktor sosial ekonomi namun bisa juga disebabkan oleh kurangnya kemampuan dan strategi agar anak dapat mengkonsumsi lebih banyak makanan. Untuk itu orang tua atau pengasuh harus memiliki kreativitas, strategi dan juga kesabaran dalam memberikan makanan kepada balita.
Demikian disampaikan Bapak Theodorus Indarto, ahli gizi Puskesmas Ngaglik 2 pada acara pemberian PMT pada balita beresiko stunting Jumat 16/12/22 di Aula Kalurahan Donoharjo .
Bapak Theo menjelaskan bahwa strategi makan sehat untuk bayi dan balita diantaranya jangan menyerah untuk memperkenalkan makanan baru. “Ketika anak sulit makan, maka tetap harus diberi makanan rumah yang sehat, baik untuk makanan sehari hari maupun selingan. Selain itu tawarkan jenis makanan baru. Terkadang makanan yang baru perlu ditawarkan 10-15 kali untuk dapat diterima dan dimakan dengan baik oleh anak. Untuk memperkenalkan makanan baru, sajikan jenis makanan baru bersama makanan yang disukai anak. Hindari asumsi bahwa anak anak tidak suka dengan jenis jenis makanan tertentu. Untuk menggugah selera, ciptakan suasana berselera makan dan tidak boleh dipaksa karena memaksa makanan akan mengakibatkan anak menolak makanan dan sulit menghabiskan makanan”.
Bapak Theo juga menyarankan agar saat jam makan berlangsung untuk mematikan tv, computer atau gawai. “Waktu makan bukan hanya tentang makanan tapi merupakan waktu untuk berkomunikasi dan berinteraksi untuk mendukung perkembangan anak”.
Bapak Theo juga berpesan untuk membatasi pemberian jus. “Gula pada jus membuat anak kenyang berkurang selera makan. Lebih baik diberikan buah potong”.
“Harus diingat bahwa tidak ada makanan sempurna jadi asupan gizi harus lengkap mengandung karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Semua makanan baik yang penting bersih,” jelas Pak Theo.
Sementara itu, Mas Dhani Prasetyo,S.Si Kamituo Donoharjo dalam sambutannya menyampaikan harapan semoga PMT yang dibagikan bermanfaat dan benar-benar dikonsumsi balita sehingga berat dan tinggi badan ada peningkatan.
‘Alhamdulillah ini tahun kedua pemberian makanan tambahan untuk balita. Data balita berasal dari puskesmas yang di cross check dengan data dari posyandu untuk menemukan anak beresiko stunting. Kami berharap jangan ada yang mengalami stunting. Selain memberikan 10 paket PMT, juga meminta Pak Theo dari Puskesmas untuk menyampaikan penjelasan terkait pemberian makanan bergizi kepada balita”.
Bapak Kamituo juga berharap semoga PMT yang diserahkan di tahun depan bisa lebih baik, lebih lengkap dan lebih bergizi lagi.
“Dari data 10 bayi yang dihadirkan, rata2 berat dan tinggi badan ada yang sedikit di garis merah. Dipilih berusia di bawah 2 tahun toleransi sampai 3 tahun. Ini usia yang bisa diintervensi baik dari segi gizi maupun protein karena memasuki 1000 hari usia emas kehidupan, pertumbuhan masih bisa diusahakan secara maksimal. Ketika ada bayi di bawah garis merah, perlu usaha lebih lagi”.
“Dari 10 balita penerima PMT akan terus dilakukan pengecekan secara berkala oleh kader di masing-masing posyandu apa sudah ada kenaikan tinggi badannya. Jika belum, bisa dikonsultasikan lebih lanjut ke puskesmas melalui Bu Ella atau pak Theo,” jelas Mas Kamituo lagi. (Endarwati)