
Eksotisme batik Colet dengan motif beragam mulai Kawung, truntum, bunga, tanaman , tangkai Parijoto dan daun buah salak sampai motif kontemporer dengan variasi warna yang memberikan kesan eksklusif, modern mewah , elegan dan berani ditampilkan pada acara penutupan Bimtek Batik di pendopo Embung Jetis Suruh Donoharjo Ngaglik Sleman pada Selasa 26 Juli 2022.
Bimtek Batik yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdaganan Kabupaten Sleman bekerja sama dengan pemerintah kalurahan Donoharjo telah dilaksanakan mulai tanggal 18 Juli 2022 ditutup oleh Timbul Saptowo anggota DPRD Sleman.
“Sebagai wakil rakyat akan selalu berkomunikasi terkait dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat,dan saat ini ketrampilan sebagai modal berwirausaha adalah kebutuhan yang mendesak untuk menunjang UMKM bangkit paska pandemi covid ” kata Timbul Saptowo .
“Kami berpesan kegiatan tidak berhenti pada titik ini tetapi berlanjut, bergulir agar manfaatnya benar benar dirasakan untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat”katanya.
Bambang Sumaryoto pemilik rumah batik Nakula Sadewa sebagai instruktur Bimtek mengatakan bahwa batik Colet dipilih karena pengerjaannya lebih sederhana namun tidak meninggalkan kaidah sebagai batik. Batik Colet tidak seperti batik tulis yang pola/motif nya dibuat menggunakan canting dan lilin malam panas. Motif Batik Colet menggunakan cap/stempel tembaga menggunakan lilin malam panas kemudian dari pola tersebut diberi warna atau dicolet menggunakan kuas.
” Bedakan antara batik dengan kain bermotif batik, pada batik pengerjaan nya dengan menggunakan lilin malam panas dan sebagian atau seluruhnya dikerjakan dengan tangan pengrajin tetapi kain dengan motif batik adalah kain yang motif nya dikerjakan dengan menggunakan mesin atau disebut batik printing” papar Bambang Sumaryoto yang telah melanglang buana memberikan edukasi dan mempromosikan batik tersebut.
Proses selanjutnya dilakukan proses penguncian warna dengan mencelupkan ke dalam larutan kimia agar muncul warna yang dikendaki kemudian ditembok atau ditutup dengan malam panas menggunakan kuas atau canting , tahap selanjutnya diberi warna dasar sesuai yang diinginkan dan dilakukan pelorotan malam lilin dengan cara direbus dan dikeringnkan. “Hampir semua dikerjakan secara manual dan hasilnya batik dengan motif eksklusif dan warna yang menawan.” papar Bambang.
Bambang berharap dengan pelatihan ini para peserta bisa membedakan antara batik tulis, batik Colet, batik printing, ecoprint, jumputan, dll
“Semua tampak indah tapi dengan proses berbeda hasilnya akan berbeda pula. ” kata Bambang Sumaryoto.
Bambang berpesan dengan ketrampilan membatik ini bisa dijadikan modal untuk mandiri menambah income keluarga sekaligus melestarikan batik yang menjadi kebanggan bangsa Indonesia.
Di akhir pelatihan terbentuk kelompok batik Donomukti sebagai wadah untuk mengelola manajemen batik di Donoharjo baik dalam pengadaan barang, produksi, pemasaran, promosi dll. (KIM Donoharjo)