
Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa ,warga masyarakat padukuhan Donolayan donoharjo mengadakan Kenduri Saparan bertempat di lapangan padukuhan setempat pada hari Sabtu 2 September 2023.
Arif irnawan kepala dusun menyampaikan bahwa Kenduri saparan diikuti sekitar 250 warga masyarakat yang berasal dari 5 RT di wilayahnya. Acara tersebut merupakan salah satu rangkaian dari acara Merti dusun yang telah dimulai sejak beberapa hari sebelumnya dengan berziarah di makam leluhur dan bersih bersih di lingkungan kampung Donolayan.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kenduri saparan ini merupakan tradisi digelar setiap tahun dan menjadi ajang untuk melestarikan budaya tradisional yang sudah ada sejak zaman nenek moyang , sekaligus sebagai momen untuk membersihkan diri dan menyucikan hati, selain itu kenduri saparan juga menjadi wadah untuk mempererat tali silaturahmi antar warga.
“Momen saparan ini juga bermakna sebagai ungkapan dan doa agar diberikan tambahan nikmat rezeki yang melimpah dan barokah, diberikan kelancaran dalam usahanya dan dijauhkan dari marabahaya.” kata Arif
Dalam ritual saparan juga memberikan nilai-nilai pendidikan karakter yang religius , toleransi satu sama lain , kebersamaan, cinta tanah air, peduli lingkungan , peduli sosial dan tanggung jawab, lanjut Arif
Rois Wagiman yang memimpin Kenduri Saparan menyampaikan bahwa ubarampe Kenduri memiliki makna filosofi yang mendalam bagi kehidupan bermasyarakat.
” Tumpeng bermakana menunjukkan rasa syukur kepada sang Pencipta juga simbol dari harapan yang lebih baik, ayam Ingkung merupakan lambang segala nikmat yang diberikan serta memohon perlindungan dan pertolongan hanya kepada Allah SWT,
Golong gilig memiliki arti persatuan dan kesatuan , guyup rukun antara warga dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sebagai warga masyarakat.” jelasnya.
Ke depannya ia berharap bahwa tradisi saparan dan Merti dusun yang memiliki nilai filosofis serta kearifan lokal nan agung dapat dilestarikan oleh generasi penerus sehingga peninggalan para pendahulu yang adiluhung tidak punah tergerus oleh kemajuan jaman dan teknologi.(Upik Wahyuni KIM Donoharjo)